Senin, 05 Januari 2009

AYO Belanja di pasar tradisional


Jika ditelusuri sejarah perkembangan masyarakat bangsa kita, maka tampak bahwa pasar tradisional sejak dulu memegang peranan yang penting dalam memajukan perekonomian masyarakat kita. Dalam memeratakan ekonomi, masyarakat biasanya mengatur hari pasarnya menurut hari seperti Wage, Kliwon, Senin (akhirnya lahir Pasar Senen), Rebo (lahir pasar Rebo) dan lain sebagainya. Dari berbagai daerah, orang-orang membawa hasil pertanian dan perkebunan mereka untuk dijual di pasar dan mendapatkan penghasilan untuk perekonomian keluarga mereka. Tapi kehadiran pasar tradisional sekarang sudah mulai terpinggirkan dengan munculnya pasar modern yang lebih segalanya dari pasar tradisional...

Memang tidak bisa dipungkiri bahwa pasar tradisional memang kurang terawat, pasar tradisional identik dengan tempat yang kotor, bau, panas, dan segala hal yang jelek lainnya. Itu merupakan tanggung jawab dari pemerintah kota, dan juga para pedagang yang ada di dalamnya. Para pedagang membayar iuran kebersihan kepada pemerintah, tetapi sepertinya iuran tersebut masuk ke tempat yang salah. Memang sampah mereka diangkut oleh petugas kebersihan, tetapi kadang-kadang hal tersebut terlambat dilakukan, sehingga mengganggu kenyamanan untuk berbelanja di pasar tradisional. Para pedagang juga seharusnya mau lebih menjaga tempat berjualan mereka, karena sering kali yang membuat kenyamanan terganggu mereka juga dengan cara membuang sampah mereka secara sembarangan sehingga membuat pasar jadi terkesan jorok.
Pasar juga penting dalam mempercepat pembauran dalam kelompok-kelompok masyarakat berkat berkumpulnya bermacam-macam profesi dengan berbagai suku, agama dan kelompok masyarakat baik sebagai penjual maupun pembeli. Pasar juga menjadi tempat berkumpulnya orang-orang bercengkrama sekaligus makan bersama di warung, dan juga bisa menjadi tempat untuk mengasah kemampuan untuk berwiraswasta..
Pasar tradisional adalah wahana sesungguhnya pembangunan ekonomi kerakyatan yang tangguh, disinilah konsumen dan produsen tingkat ekonomi kerakyatan bertemu.
Di era yang semakin modern ini, pasar tradisional seolah sudah mulai ditinggalkan oleh masyarakat. Tempatnya sudah digantikan oleh pasar modern, yang lebih bersih, berpendingin udara, dan lebih nyaman. Tapi ada yang hilang, yaitu tidak adanya interaksi secara langsung penjual dan pembeli. Pasar modern melepaskan keakraban hubungan penjual dan pembeli yang lazim di pasar tradisional..
Pasar modern seyogyanya menjadi tempat kalangan ekonomi menengah ke atas untuk berbelanja. Tetapi kalangan ekonomi yang pas-pasan pun ikut latah untuk berbelanja di pasar modern. Ikut trend banyak orang bilang. Pasar modern seakan menjadi monster yang sewaktu-waktu memakan "kue ekonomi" pasar-pasar tradisional. Apabila hal itu menjadi kenyataan, maka orang miskin akan semakin bertambah, pengangguran akan semakin banyak, dan mungkin kejahatan akan semakin berkembang akibat banyaknya pengangguran..
Negara-negara tetangga kita, Singapura, Malaysia, China, tidak melupakan kehadiran pasar-pasar tradisional mereka. Mereka tidak mau pendapatan masyarakat mereka dari kehadiran pasar tradisional dimakan oleh para pengusaha luar yang membuat pasar modern. Mereka menata pasar tradisional mereka menjadi lebih bersih, dan nyaman. Kapan yah pemerintah Indonesia, khususnya Makassar, mau lebih menata pasar-pasar tradisional supaya ekonomi kerakyatan dapat lebih bergairah lagi. Dan yang paling penting bahwa, yang membuat Indonesia tidak terlalu terpengaruh akan krisis global yang terjadi karena adanya pasar-pasar tradisional sebagai penopang perekonomian negara kita..
Yang paling penting sekarang ini adalah mencari cara terbaik bagaimana mengembangkan pasar tradisional sebagai sarana pengembangan ekonomi rakyat kita..
MAJULAH INDONESIAKU.. :>

Tidak ada komentar:

Posting Komentar